HaHaHaHaHa

SELAMAT DATANG DI
" GUDANG ILMU GIGI "
ENJOY n FUN
NIKMATI ILMU YANG KAMI SAJIKAN

Minggu, 18 Maret 2012

Patogenesis, Histopatologi, Gambaran Radiografi Osteomyelitis Rahang

Patogenesis Osteomyelitis Rahang
Invasi bakteri pada tulang spongiosa menyebabkan inflamasi dan edema di rongga sumsum sehingga menekan pembuluh darah tulang dan selanjutnya menghambat suplai darah. Kegagalan mikrosirkulasi pada tulang spongiosa merupakan faktor utama terjadinya osteomyelitis, karena area yang terkena menjadi iskemik dan tulang bernekrosis. Selanjutnya bakteri berproliferasi karena mekanisme pertahanan yang banyak berasal dari darah tidak sampai pada jaringan dan osteomyelitis akan menyebar sampai dihentikan oleh tindakan medis.
Pada regio maksilofasial, osteomyelitis terutama terjadi sebagai hasil dari penyebaran infeksi odontogenik atau sebagai hasil dari trauma. Pada orang dewasa, proses ini diinisiasi oleh suntikan bakteri ke dalam tulang rahang. Ini dapat terjadi dengan ekstraksi gigi, terapi saluran akar, atau fraktur mandibula oleh proses inflamasi. Dalam tubuh host yang sehat, proses ini dapat di self-limiting dan komponen dapat dihilangkan. Terkadang hal ini potensial untuk proses dalam kemajuannya untuk menuju patologik. Dengan inflamasi, terdapat hiperemia dan peningkatan aliran darah ke area yang terinfeksi. Tambahan leukosit didaptkan ke area ini untuk melawan infeksi. Pus dibentuk ketika suplai bakteri berlimpah dan debris sel tidak dapat dieliminasi oleh mekanisme pertahanan tubuh. Ketika pus dan respon inflamasi yang berikutnya terjadi di sumsum tulang, tekanan intramedullary ditingkatkan dibuat dengan menurunkan suplai darah regio ini. Pus dapat berjalan melewati Kanal Haversian dan Volkmann untuk menyebar ke tulang medulla dan kortikal. Point terakhir yang terjadi adalah ketika pus keluar jaringan lunak dan intraoral dan ekstraoral fistula.

Histopatologi Osteomyelitis Rahang
Secara morfologi, osteomyelitis akut supuratif memiliki karakteristik, eksudat inflamasinya berupa fibrin, leukosit PMN, dan makrofag. Inflamasi terletak utamanya di medullary space tulang spongiosa, tapi inflamasi sekundernya bisa melibatkan trabekula dan dapat berpenetrasi ke cortex dan mencapai periosteum.
Ruang sumsum tulang dipenuhi oleh neutrofil, debris nekrotik dan mikroorganisme. Jaringan lemak sumsum tulang dan sel-sel hematopietic sumsum tulang telah mengalami nekrosis dan digantikan oleh eksudat inflamasi. Tekanan di dalam medullary space meningkat dan pembuluh darah rusak. Hasilnya, perfusi pembuluh darag mengakibatkan nekrosis spongiosa dan cortex. Trabekula tulang lamella yang nekrosis menjadi hipereosinophilic dan lamelasi menjadi kabur. Osteosit menjadi nekrosis dan lakuna osteosit menjadi kosong dua minggu setelahnya. Osteosit dan lakuna osteosit menjadi membesar dengan berbatas biru gelap.
Sekuster tulang dapat terjadi. Sekuetrum akan berkolonisasi dengan biofilm kemudia memperparah inflamasi dan menyebabkan osteomyelitis kronis sekunder supuratif dalam durasi satu bulan. Elevasi periosteal diikuti oleh formasi tulang baru periosteal. Komplikasi berupa pembentukan fistula dan pada kasus yang jarang, terjadi arthritis supuratif.
  
Gambaran Radiografi Osteomyelitis Rahang
·         Area radiolusensi terlihat compang-camping, setengah-setengah, atau moth-eaten shape. Area terluarnya tidak beraturan.
·         Terdapat sequestra radioopak kecil di tulang yang mati pada area radiolusensi
·         Terdapat pembentukan tulang subperiosteal yang baru, biasanya di luar area nekrosis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar