HaHaHaHaHa

SELAMAT DATANG DI
" GUDANG ILMU GIGI "
ENJOY n FUN
NIKMATI ILMU YANG KAMI SAJIKAN

Minggu, 01 April 2012

Penyembuhan Luka

Penyembuhan Luka
Koordinasi pembentukan parut dan regenerasi mungkin paling mudah dilukiskan pada penyembuhan luka di kulit. Jenis penyembuhan yang peling sederhana terlihat pada penanganan luka oleh tubuh seperti pada insisi pembedahan, yang tepi lukanya dapat saling di dekatkan untuk dimulainya proses penyembuhan. Penyembuhan seperti itu disebut penyembuhan primer atau healing by first intention. Segera terjadi luka, tepi luka disatuka oleh tepian darah yang fibrinnya bekerja seperti lem. Segera setelah itu terjadilah reaksi peradangan akut pada tepi luka itu, dan sel-sel radang, khususnya makrofag, memasuki bekuan darah dan mulai menghancurkannya. Setelah reaksi peradangan eksudatif ini, dimulailah pertumbuhan jaringan granulasi ke arah dalam pada daerah yang sebelumnya ditempati oleh, bekuan-bekuan darah. Dengan demikian setelah beberapa hari, luka tersebut dijembatani oleh jaringan granulasi. Yang disiapkan untuk matang menjadi sebuah parut. Sementara proses ini terjadi, epitel permukaan di bagian tepi melakukan regenerasi, dan dalam waktu beberapa hari lapisan epitel yang tipis bermigrasi di atas permukaan luka. Seiring dengan jaringan perut di bawahnya menjadi matang, epitel ini juga menebal dan matang, sehingga menyerupai kulit di dekatnya. Hasilnya adalah terbentuknya kembali permukaan kulit dan dasar jaringan parut yang tidak nyata atau hanya terlihat sebagai satu garis yang menebal. Banyak luka di kulit yang sembuh dengan cara seperti ini tanpa perawatan medis. Pada luka lain, diperlukan jahitan untuk mendekatkan kedua tepi luka sampai terjadi penyembuhan. Jahitan dapat diangkat jika sudah terjadi organisasi dan regenerasi epitel hingga pada suatu saat tepi luka tidak akan membuka lagi jika benang di lepas. Jadi, di daerah kulit yang relatif terdapat sedikit tegangan, jahitan dapat diangkat dalam beberapa hari, jauh sebelum tercapai kekuatan parut dan sebelum tertimbunnanya kolagen dalam jumlah yang cukup. Di daerah yang teregang, jahitan harus dibiarkan di tempatnya lebih lama untuk menahan jaringan sampai dapat terbentuk jaringan parut yang kuat.
Pola kedua penyembuhan terjadi jika kulit yang mengalami luka sedemikian rupa sehingga tepinya tidak dapat saling didekatkan selama proses penyembuhan. Keadaan ini disebut healing by seccond intention atau kadang disebut penyembuhan dengan granulasi. Jenis penyembuhan ini secara kualitatif identik dengan yang diuraikan di atas. Perbedaannya yaitu hanya lebih banyak  jaringan granulasi yang terbentuk, dan biasanya terbentuk jaringan perut yang luas. Tentu saja, proses tersebut memerlukan waktu penyembuhan yang lebih lama daripada penyembuhan primer. pada luka besar yang terbuka semacam itu, sering dapat terlihat jaringan granulasi yang menutupi dasar luka seperti sebuah  karpet yang lembut, yang mudah berdarah jika disentuh. Pada keadaan lain, jaringan granulasi sebenarnya tumbuh di bawah keropeng dan regenerasi epitel tampaknya terjadi di bawah keropeng. Akhirnya pada keadaan ini, keropeng terlepas setelah penyembuhan lengkap.
Sebenarnya penyembuhan pada setiap jaringan tubuh terjadi dengan proses yang berjalan sesuai dengan yang digambarkan untuk kulit, dengan variasi-variasi lokal, bergantung pada kemampuan jaringan untuk beregenerasi dan sebagainya.


Faktor Yang Mempengaruhi Proses Penyembuhan
Proses penyembuhan, karena kebergantungannya pada proliferasi selular dan aktivitas sintetik, terutama sensitif terhadap defisiensi suplai darah lokal (dengan akibta gangguan pengiriman bahan baku), dan juga sensitid terhadap keadaan gizi pasien. Pada pasien yang sangat kekurangan gizi, penyembuhan luka tidak optimal. Penyembuhan luka juga diganggu oleh adanya benda asing atau jaringan nekrotik di dalam luka, adanya infeksi pada luka, dan imobilisasi serta pendekatan tepi luka yang tidak sempurna. Pada kasus yang nyata, dengan kegagalan pengobatan, luka bedah mungkin mengalami dehisensi, atau terbuka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar