Coba perhatikan ketika
kita makan di warteg , restoran atau warung padang , apa yang kebanyakan
diminta sebagai pelepas dahaga ?? Air putih , Es Jeruk , Es Teh atau
minuman kaleng ???? Pasti anda sudah tau jawabannya , Es Teh adalah
juaranya ... Seperti salah satu tagline produsen teh kemasan yang sudah sangat
terkenal di Indonesia , " Apapun Makannya Minumnya Pasti ........ " .
Tagline yang sangat pas dalam mencitrakan produk teh tersebut .
Nah apa hubungannya anemia dengan es teh ????? Emang ada hubungannya hehehhehe . Menurut penelitian dari salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang yaitu Universitas Diponegoro , Fakultas Kesehatan Ibu dan Anak menemukan bahwa minum teh setelah makan dapat menyebabkan anemia atau anemia defisiensi zat besi.
Anemia
defisiensi besi adalah anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah, artinya konsentrasi hemoglobin dalam darah berkurang karena terganggunya
pembentukan sel-sel darah merah akibat kurangnya kadar zat besi dalam darah.
Jika simpanan zat besi dalam tubuh seseorang sudah sangat rendah berarti orang
tersebut mendekati anemia walaupun belum ditemukan gejala-gejala fisiologis.
Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk
membentuk sel-sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin
terus menurun di bawah batas normal, keadaan inilah yang disebut anemia gizi
besi
Minum teh paling tidak sejam sebelum atau setelah makan akan
mengurangi daya serap sel darah terhadap zat besi sebesar 64 %. Pengurangan
daya serap akibat teh ini lebih tinggi daripada akibat sama yang ditimbulkan
oleh minum segelas kopi setelah makan. Kopi mengurangi daya serap hanya 39 %.
Pengurangan daya serap zat besi itu diakibatkan oleh zat tanin dalam teh.
Selain mengandung tanin, teh juga mengandung kafein, polifenol, albumin, dan
vitamin. Tanin bisa mempengaruhi penyerapan zat besi dari makanan terutama yang
masuk kategori heme non-iron, misalnya padi-padian, sayur-mayur, dan
kacang-kacangan. “Bila kita makan menu standar plus segelas teh, zat besi yang
diserap hanya setengah dari yang semestinya”
Menurut Dr. Rachmad Soegih, ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, zat tanin itu sendiri memang menghambat produksi hemoglobin. Kalau memang mau menghindari teh dan mendapatkan banyak zat besi, sebaiknya teh digantikan air jeruk sebagai peneman makan.
Menurut Dr. Rachmad Soegih, ahli gizi dari RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta, zat tanin itu sendiri memang menghambat produksi hemoglobin. Kalau memang mau menghindari teh dan mendapatkan banyak zat besi, sebaiknya teh digantikan air jeruk sebagai peneman makan.
Anemia defisiensi
zat besi mengganggu proliferasi dan pertumbuhan sel. Yang utama adalah sel dari
sum-sum tulang, setelah itu sel dari saluran makan. Akibatnya banyak tanda dan
gejala anemia defisiensi besi terlokalisasi pada sistem organ ini:
o Glositis ;
lidah merah, bengkak, licin, bersinar dan lunak, muncul secara sporadis.
o Stomatitis angular ; erosi, kerapuhan dan bengkak di susut mulut.
o Atrofi lambung dengan aklorhidria ; jarang
o Selaput pascakrikoid (Sindrom Plummer-Vinson) ; pada
defisiensi zat besi jangka panjang.
o Koilonikia (kuku berbentuk sendok) ; karena pertumbuhan lambat dari lapisan
kuku.
o Menoragia ; gejala yang biasa
pada perempuan dengan defisiensi besi.
Ada kiat minum teh yang tepat, agar minuman ini tidak menghambat produksi zat besi dalam sel darah:
* Teh akan berefek baik bagi tubuh bila dikonsumsi pada pagi dan sore, disertai karbohidrat dan protein, misalnya roti dan biskuit.
* Kiat lain, memberikan jeda minum teh setelah makan, misalnya
dua jam setelah makan.
Jeda itu diperlukan karena rentang waktu itu diperkirakan cukup
bagi usus 12 jari dan usus halus bagian atas untuk melakukan proses penyerapan
makanan.
sumber: sini